Dalam mempersiapkan investasi untuk dana pensiun, seorang investor bisa saja melakukan kesalahan. Ada banyak keputusan keuangan yang buruk yang dapat dihindari dengan edukasi yang tepat atau mengubah gaya hidup. Artikel ini ingin mengingatkan Anda baik yang belum atau sudah pensiun agar berhati-hati terhadap lima kesalahan umum yang sering disebut “dosa finansial” yang mungkin terjadi dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Membelanjakan uang yang tidak Anda miliki
Di satu sisi, budaya konsumtif di Indonesia menjadi salah satu pendukung untuk perekonomian, merangsang pertumbuhan ekonomi karena masyarakat membeli lebih banyak barang dan jasa. Selain itu, berbelanja juga dapat mendatangkan rasa kegembiraan atau meningkatkan gaya hidup seseorang. Namun, Anda perlu berhati-hati karena di era sekarang semakin banyak fasilitas yang mempermudah konsumen mendapatkan barang yang sebenarnya tidak mampu mereka beli. Hal-hal seperti ponsel pintar yang paling mutakhir, kendaraan, liburan, atau berbagai barang maupun jasa lain yang membutuhkan biaya yang cukup banyak bisa dibeli dengan rencana pembayaran atau jasa pembiayaan yang tersedia. Boleh-boleh saja Anda berbelanja barang mahal apabila memang Anda punya kemampuan untuk membayarnya. Dalam berbelanja, penting untuk mengetahui tingkat pendapatan dan arus kas Anda dan sebaiknya Anda hanya membelanjakan sesuai kemampuan Anda.
Cara menghindari “dosa” ini misalnya Anda dapat membuat anggaran pribadi dan mematuhinya. Hindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman online. Biasakan untuk menyisihkan sebagian uang sebelum berbelanja untuk menutupi pengeluaran tak terduga. Anda juga bisa menggunakan aplikasi keuangan untuk membantu memonitor pengeluaran Anda.
2. Menunda-nunda perencanaan pensiun
“Dosa” kedua ini cukup sering dilakukan, yaitu menunda-nunda perencanaan pensiun. Pola pikir ini umum terjadi di kalangan profesional muda dan eksekutif bisnis yang sudah mapan. Mereka beranggapan bahwa akan ada waktu yang lebih tepat untuk mulai merencanakan masa depan keuangan mereka. Hal ini mungkin karena arus kas yang mereka perkirakan akan membaik ketika anak-anak mereka sudah keluar dari rumah, mereka akan mendapatkan lebih banyak uang setelah naik jabatan, atau mereka akan mengalami peristiwa likuiditas yang berarti setelah penjualan bisnis mereka. Kenyataannya, semakin lama seseorang menunggu, semakin sulit untuk menabung dan mengumpulkan kekayaan. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk mulai menabung selain saat ini. Menabung dalam jumlah kecil secara teratur mulai dari sekarang adalah pendekatan yang jauh lebih baik daripada merencanakan untuk menabung dalam jumlah yang lebih besar ketika situasi keuangan Anda membaik di masa depan.
Cara menghindari “dosa” ini apabila Anda belum juga melakukan perencanaan pensiun, maka segeralah bertobat dan mulai menabung dari sekarang.
3. Membuat keputusan keuangan berdasarkan apa yang dilakukan teman
Tekanan sosial yang muncul karena tinggal di komunitas yang erat atau memiliki sekelompok teman dekat mungkin merupakan salah satu tantangan keuangan yang paling sulit untuk diatasi. Tekanan-tekanan ini mengarah pada mentalitas “mengikuti apa yang dilakukan orang lain”, yang dapat menyebabkan sakit hati, terlepas dari tingkat pendapatan Anda. Selalu ada orang yang lebih kaya dari Anda dan memiliki barang yang lebih baik dari Anda. Menerima kenyataan hidup ini dapat membuat Anda lebih mudah untuk fokus pada apa yang sebenarnya penting.
Hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari “dosa” ketiga antara lain: lakukan evaluasi kondisi keuangan pribadi, dan hindari tekanan sosial dalam pengeluran. Tidak perlu merasa terpaksa untuk mengikuti gaya hidup teman, terutama jika itu melibatkan pengeluaran yang tidak perlu atau di luar kemampuan Anda. Selain itu, pikirkan dampak jangka panjang dari keputusan keuangan Anda. Keputusan yang tampaknya baik dalam jangka pendek mungkin memiliki konsekuensi negatif dalam jangka panjang.
4. Mengabaikan kebutuhan asuransi karena mahal
Pembayaran premi untuk asuransi jiwa, disabilitas, dan perawatan jangka panjang semuanya memakan arus kas tahunan. Biaya-biaya ini sering dianggap sebagai gangguan, dan banyak orang menunda mendapatkan perlindungan ini hingga terlambat. Namun sebaiknya Anda memandang kebutuhan asuransi ini sebagai suatu kebutuhan yang dapat menghindarkan Anda dan keluarga dari masalah finansial di masa mendatang.
Beberapa tips yang dapat membantu Anda menghindari “dosa” ini antara lain: memahami dan melakukan riset tentang asuransi. Pilih cakupan asuransi yang benar-benar Anda butuhkan. Jangan membayar untuk perlindungan yang tidak relevan dengan situasi Anda. Misalnya, jika Anda masih muda dan sehat, asuransi kesehatan dengan cakupan dasar mungkin sudah cukup.
Selain itu, Anda bisa memanfaatkan asuransi dari tempat kerja. Jika pemberi kerja Anda menawarkan asuransi sebagai bagian dari paket kompensasi, manfaatkan fasilitas tersebut. Asuransi grup sering kali lebih murah dan menawarkan cakupan yang baik.
Jangan lupa untuk menganggarkan premi asuransi dalam keuangan Anda. Masukkan pembayaran premi asuransi ke dalam anggaran bulanan atau tahunan Anda. Dengan menganggarkan secara teratur, Anda dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan tidak merasa terbebani.
5. Menghindari perencanaan warisan karena tidak nyaman
Perencanaan warisan umumnya merupakan bagian yang paling tidak populer dalam perencanaan keuangan karena melibatkan perenungan tentang kematian seseorang. Ini bukan hal yang menyenangkan. Namun yang lebih tidak menyenangkan lagi adalah kegagalan yang pasti akan terjadi setelah kematian seorang anggota keluarga yang tidak melakukan perencanaan warisan yang tepat.
Cara menghindari “dosa” kelima ini adalah meluangkan waktu untuk duduk bersama pengacara yang kompeten yang berspesialisasi dalam masalah ini. Pengacara dapat menyusun dokumentasi yang relevan, seperti surat wasiat, surat kuasa perawatan kesehatan, surat kuasa dan perwalian, jika perlu. Selain itu, pengacara dapat menyusun rencana yang kohesif dan berkoordinasi dengan penasihat klien lainnya untuk memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama. Bersama-sama, kolaborasi ini akan membantu memastikan bahwa klien mendapatkan perawatan yang memadai jika kesehatannya memburuk, serta pembagian aset mereka secara teratur setelah kematiannya.