Memasuki masa pensiun menandai suatu momen di mana perjalanan karier formal kita berakhir dan babak baru dimulai. Namun, di balik kegembiraan akan waktu luang dan kebebasan baru, ada 5 tantangan besar yang dapat menghampiri setiap orang yang memasuki fase pensiun.
Dikutip dari Morgan Stanley, tidak peduli seberapa baik Anda menabung, sangat penting untuk merencanakan bagaimana Anda mengubah aset-aset tersebut menjadi penghasilan, sehingga Anda dapat menikmati masa pensiun tanpa stres dengan keuangan Anda.
Selain dana pensiun, banyak di antara kita tidak memiliki sumber pendapatan lain yang terjamin. Kemungkinan besar Anda akan menghadapi kelima tantangan berikut:
Tantangan #1: Umur panjang
Menurut Society of Actuaries, satu dari tiga orang pria yang saat ini berusia 50-an memiliki peluang untuk mencapai usia 90-an, sementara bagi wanita peluangnya sekitar 50%.
Ini berarti Anda mungkin akan menghabiskan waktu pensiun yang sama panjangnya dengan masa berkarier Anda. Jadi, Anda harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama 30 tahun atau lebih – sebuah tantangan yang sangat berat di lingkungan di mana hanya sedikit sumber pendapatan yang terjamin yang tersedia bagi Anda.
Tantangan #2: Volatilitas
Perubahan pasar dan peristiwa “Black Swan” selalu saja bisa terjadi. Peristiwa Black Swan adalah peristiwa yang menentang kemampuan kita untuk memprediksinya. Contoh terbaru termasuk gelembung real estat yang menyebabkan Krisis Keuangan dan pandemi virus Corona.
Ketika terjadi, peristiwa ini dapat berdampak besar pada pasar keuangan. Saat ini, perdagangan sering kali terjadi secara elektronik dengan kecepatan kilat di antara banyak pelaku di seluruh dunia. Selain itu, perdagangan tidak berhenti ketika pasar tutup, dan munculnya media sosial telah mempercepat kecepatan pengambilan keputusan. Gabungkan semua itu dan iklim ini dapat menciptakan volatilitas yang lebih besar daripada yang pernah kita alami di masa lalu.
Tantangan #3: Inflasi
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang secara tahunan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,86% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada November 2023.
Bagi para pensiunan, inflasi bisa menjadi sangat memberatkan karena mereka mungkin memiliki pendapatan tetap yang tidak dapat mendukung kenaikan biaya. Selain itu, banyak barang dan jasa yang paling sering digunakan oleh pensiunan secara teratur mengalami inflasi harga yang lebih besar dari rata-rata. Salah satu contoh misalnya biaya perawatan kesehatan.
Tantangan #4: Perpajakan
Jika Anda berada dalam kelompok pajak tinggi, Anda harus memperhatikan dampak pajak dari investasi Anda. Banyak manajer hedge fund dan reksa dana, misalnya, gagal mempertimbangkan pajak ketika mencari keuntungan. Perputaran portofolio yang tinggi dapat menghasilkan keuntungan modal jangka pendek, yang dikenakan pajak sebagai pendapatan biasa dan sering kali dihasilkan dalam jumlah besar.
Reksa dana juga dapat menghasilkan apa yang kadang-kadang disebut “pendapatan hantu”. Ini adalah distribusi dividen dan/atau keuntungan modal yang diinvestasikan kembali oleh reksa dana ke dalam saham reksa dana tambahan. Anda tidak akan pernah benar-benar melihatnya, tetapi Anda tetap harus membayar pajak. Faktanya, banyak investor mendapati diri mereka membayar pajak atas distribusi keuntungan modal bahkan ketika saham reksa dana mereka telah menurun nilainya untuk tahun tersebut.
Tantangan #5: Meninggalkan Warisan untuk Orang Terkasih
Bagi banyak orang Indonesia, meskipun mereka memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi biaya pensiun dengan nyaman, meninggalkan warisan tetap menjadi perhatian utama. Dalam hal ini sebaiknya Anda juga memperhatikan perihal pajak warisan dimana pajak warisan dapat mengurangi warisan yang ingin Anda tinggalkan suatu hari nanti.
Perencanaan Pensiun yang Perlu Dilakukan
Salah satu strategi yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi tantangan di atas adalah “aturan 4%”. Dengan menarik 4% per tahun dari aset pensiun Anda, Anda dapat menghindari berkurangnya aset Anda selama kurang lebih 25 tahun. Angka 4% berasal dari teknik analisis statistik yang disebut simulasi Monte Carlo. Namun, strategi ini tidak mudah. Selalu ada kemungkinan Anda bisa hidup lebih lama dari 25 tahun setelah pensiun dan kehabisan uang pada usia 90 tahun atau lebih.
Ide lain adalah dengan menyiapkan investasi untuk mendapatkan pendapatan seperti telah diulas pada tulisan sebelumnya. Apa pun itu, penting bagi Anda untuk membuat perencanaan pensiun yang matang dengan mempertimbangkan tantangan yang akan Anda hadapi di kemudian hari.
Tidak membuat perencanaan pensiun yang matang untuk diri Anda sendiri untuk mengatasi potensi tantangan masa pensiun adalah sebuah pertaruhan, yang mungkin akan Anda sesali di kemudian hari.