Manusia zaman sekarang hidup lebih lama dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya dalam sejarah. Pada tahun 1950, harapan hidup rata-rata global adalah sekitar 48 tahun; pada tahun 2019, angka tersebut telah meningkat menjadi 73 tahun. Peningkatan ini diperkirakan terus berlanjut, dimana Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa kehidupan rata-rata global akan mencapai sekitar 81 tahun pada tahun 2100. Hal ini berarti individu dari seluruh dunia hidup rata-rata dua hingga tiga dekade lebih lama dari generasi sebelumnya.
Masa pensiun menjadi lebih panjang karena usia harapan hidup manusia yang semakin meningkat. Ternyata, usia harapan hidup manusia mengalami peningkatan di seluruh dunia dan hal ini menjadi fenomena global. Masalah ini cukup penting sehingga para pemimpin internasional membahasnya dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos, Swiss, pada bulan Januari yang lalu.
Pada tahun 2020, terdapat 1 miliar manusia berusia di atas 60 tahun. Pada tahun 2050, jumlah ini diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 2,1 miliar. Umur panjang adalah suatu pencapaian bagi masyarakat. Tantangannya adalah banyak orang tidak dapat membiayai waktu pensiun yang diperpanjang tersebut.
World Economic Forum bekerja sama dengan Mercer melakukan studi untuk membantu menemukan solusi yang menjawab beberapa pertanyaan terbesar tentang masa depan pensiun dan dana pensiun di dunia yang semakin menua. Melalui serangkaian lokakarya global, seminar virtual, dan pertemuan kelompok kerja, dicapailah sebuah konsensus mengenai apa yang dibutuhkan untuk memastikan individu menikmati hidup yang lebih lama – dan yang mengejutkan, hal ini tidak melulu tentang keuangan.
Untuk merencanakan kehidupan yang panjang, sehat, tangguh, dan berkelanjutan, diperlukan pendekatan holistik, yang menekankan lebih dari sekadar ketahanan finansial, tetapi juga memprioritaskan kesehatan, hubungan antarmanusia, tujuan, dan kualitas hidup. Literasi umur panjang lebih dari sekedar literasi keuangan, tetapi berfokus pada tiga pilar, yaitu: kualitas hidup, tujuan hidup, dan ketangguhan finansial. Memiliki literasi umur panjang membantu seseorang menjalani hidup yang sehat dan berkelanjutan dengan tujuan hidup sambil membangun ketahanan untuk mengatasi tantangan dalam dunia yang terus berubah.
Pada pilar kualitas hidup, masalah kesehatan menjadi perhatian paling utama yang muncul dalam hasil studi Mercer tersebut. Hal ini termasuk memprioritaskan kebiasaan sehat dan menjaga kesehatan fisik dan mental untuk menikmati lebih banyak waktu untuk kehidupan yang aktif.
Pada pilar tujuan hidup, studi Mercer menemukan pentingnya terus belajar dan mengembangkan keahlian baru agar tetap terlibat aktif. Selain itu menjaga hubungan dengan teman-teman, keluarga dan komunitas merupakan faktor penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Pada pilar ketangguhan finansial, diperlukan kesadaran bahwa tak pernah terlambat untuk mulai mempersiapkan dana pensiun.
Dengan demikian, literasi umur panjang dapat menjadi kunci dalam mengatasi tantangan penuaan global. Melalui pemahaman yang holistik terhadap kualitas hidup, tujuan hidup, dan ketangguhan finansial, individu dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiun yang lebih panjang dengan lebih percaya diri dan siap menghadapi perubahan dalam lingkungan sosial dan ekonomi.
Dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, terus mengembangkan diri, serta membangun ketahanan finansial yang kokoh, kita dapat mengambil langkah menuju kehidupan pensiun yang sehat, bermakna, dan sejahtera.