Saat ini Indonesia sedang menikmati masa bonus demografi di mana penduduk usia produktif (berusia 15-65 tahun) melebihi jumlah penduduk usia tidak produktif. Mengutip harian Kompas, bonus demografi dinikmati Indonesia secara nasional sejak 2012. Sesuai Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050, jendela peluang atau puncak bonus demografi terjadi antara 2020-2024. Di masa ini, 100 penduduk produktif berumur 15-65 tahun menanggung 44 penduduk tidak produktif berumur kurang dari 15 tahun dan penduduk berusia lebih dari 65 tahun.
Sesudah masa jendela peluang itu, jumlah tanggungan penduduk produktif akan terus naik seiring lonjakan jumlah penduduk usia lanjut dan menurunnya jumlah anak-anak. Saat jumlah tanggungan 100 penduduk produktif mencapai 50 penduduk tidak produktif, maka bonus demografi akan berakhir dan diperkirakan terjadi pada tahun 2041.
Setelah bonus demografi berakhir, struktur penduduk akan berubah drastis. Meski jumlah penduduk usia produktif tetap besar, tanggungan mereka juga membesar. Karena itu jika masa bonus demografi yang tersisa tidak dimanfaatkan dengan baik, bonus tersebut justru akan menjadi bencana demografi.
Pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan memiliki 324,05 juta penduduk. Dari jumlah itu, ada 213,78 juta penduduk usia produktif umur 15-65 tahun, ada 63,55 juta anak berumur 0-14 tahun, dan sebanyak 47,34 juta penduduk berumur lebih dari 65 tahun.
Agar para lansia tidak menjadi beban bagi perekonomian nasional, maka sangat penting untuk mempersiapkan dana pensiun.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh OJK pada tahun 2020 menemukan, partisipasi dalam dana pensiun di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Berdasarkan jenis dana pensiun di Indonesia, ditemukan bahwa dana pensiun iuran pasti memiliki jumlah peserta yang lebih besar dibanding manfaat pasti. Pertumbuhan peserta dana pensiun manfaat pasti cenderung stagnan, sedangkan dana pensiun iuran pasti mengalami peningkatan setiap tahun.
Gambar 1. Jumlah Peserta Dana Pensiun di Indonesia 2010-2019. Sumber: OJK
Gambar 2. Kolom biru: Dana Pensiun Manfaat Pasti. Kolom oranye: Dana Pensiun Iuran Pasti.
Hasil riset tersebut menyimpulkan, ada empat faktor yang mempengaruhi kepemilikan dana pensiun di Indonesia, yakni: literasi keuangan, karakteristik individu (tingkat pendapatan, tahun pendidikan, tempat tinggal, kepemilikan rekening tabungan, kepemilikan asuransi, dan kepemilikan BPJS ketenagakerjaan, pegawai pemerintah, pensiunan, ibu rumah tangga), aspek investasi keuangan (kepemilikan deposito berjangka, investasi saham), dan aspek teknologi keuangan (pengguna ATM). Jika dibedakan berdasarkan jenisnya, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi dalam dana pensiun iuran pasti relatif lebih bervariasi dibandingkan dana pensiun manfaat pasti.
Karena literasi keuangan menjadi faktor terpenting dalam mempengaruhi kepemilikan dana pensiun, diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi secara mandiri dalam program dana pensiun. Dengan demikian, pendanaan pensiun tidak hanya menjadi alat untuk menjamin masa pensiun yang layak, tetapi juga sebagai salah satu solusi strategis untuk mengelola tantangan demografi yang dihadapi Indonesia ke depan.
Karena itulah melalui situs web ini, Dana Pensiun BRI terus memberikan edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan serta literasi untuk membantu masyarakat meraih masa pensiun yang sejahtera dan bahagia.