Pada tahun 1938, peneliti Harvard memulai sebuah studi yang masih berlanjut hingga saat ini untuk mencari tahu: Apa yang membuat kita bahagia dalam hidup?
Para peneliti mengumpulkan catatan kesehatan dari 724 orang dari seluruh dunia, dengan pertanyaan-pertanyaan terperinci tentang kehidupan mereka setiap dua tahun sekali.
Ketika peserta memasuki pertengahan dan akhir hidup, Harvard Study seringkali menanyakan tentang masa pensiun. Berdasarkan jawaban mereka, tantangan utama yang dihadapi orang-orang dalam masa pensiun adalah tidak bisa menggantikan koneksi sosial yang telah menopang mereka selama bekerja.
Mereka yang paling bahagia dalam masa pensiun adalah mereka yang berhasil menjalin hubungan sosial. Para pensiunan tidak merindukan pekerjaan mereka, tetapi merindukan orang-orang yang mereka temui dalam pekerjaan. Ketika membicarakan pensiun, kita seringkali meributkan hal-hal seperti masalah keuangan dan masalah kesehatan. Tetapi hampir tidak ada yang membicarakan tentang pentingnya mencari sumber-sumber baru untuk mendapatkan makna dan tujuan hidup.
Seorang peserta survey, ketika ditanya apa yang dia rindukan dari menjadi seorang dokter selama hampir 50 tahun, menjawab: “Sama sekali tidak ada yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Saya merindukan orang-orang dan persahabatan.”
Leo DeMarco, peserta lainnya, merasakan hal serupa: Setelah pensiun sebagai guru sekolah menengah, dia merasa sulit untuk tetap menjalin hubungan dengan rekan-rekannya.
“Saya mendapatkan dukungan spiritual dari berbicara mengenai pekerjaan. Sangat menyenangkan membantu seseorang mengembangkan keterampilan,” katanya. “Mengajar generasi muda adalah awal dari seluruh proses eksplorasi saya,” ujarnya seperti dikutip dari CNBC Make it.
Bagi banyak dari kita, pekerjaan adalah tempat di mana kita merasa paling berarti – bagi rekan kerja, pelanggan, masyarakat, dan bagi keluarga kita karena kita menyediakan nafkah untuk mereka.
Untuk pensiun bahagia, berinvestasilah pada hubungan sekarang
Penemuan di atas mengajarkan kepada kita sebuah pelajaran penting tidak hanya tentang masa pensiun, tetapi juga tentang pekerjaan itu sendiri: Kita sering kali terlalu fokus pada masalah keuangan dan tekanan deadline, sehingga kita tidak menyadari seberapa signifikan hubungan kerja kita sampai mereka hilang.
Untuk menciptakan hubungan yang lebih bermakna, tanyakan pada diri Anda sendiri:
- Siapa orang-orang yang paling saya nikmati bekerja bersama, dan apa yang membuat mereka berharga bagi saya? Apakah saya menghargai mereka?
- Jenis koneksi apa yang saya lewatkan dan ingin saya miliki lebih banyak? Bagaimana saya bisa membuatnya terjadi?
- Adakah seseorang yang ingin saya kenal lebih baik? Bagaimana cara saya bisa menghubungi mereka?
- Jika saya mengalami konflik dengan rekan kerja, apa yang bisa saya lakukan untuk meredakannya?
- Siapa yang berbeda dari saya dalam beberapa hal (berpikir secara berbeda, berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki keahlian yang berbeda)? Apa yang bisa saya pelajari dari mereka?
Pada akhirnya, perhatikan bagaimana pengalaman Anda mungkin memengaruhi rasa makna dan tujuan hidup Anda. Mungkin pengaruh ini, secara keseluruhan, adalah hal yang baik. Namun, jika tidak, adakah perubahan kecil yang bisa Anda lakukan?
“Ketika saya melihat ke belakang,” kata Ellen Freund, seorang pensiunan, kepada studi pada tahun 2006, “saya berharap saya lebih memperhatikan orang-orang dan kurang pada masalah-masalah. Saya mencintai pekerjaan saya. Tapi saya pikir saya adalah bos yang sulit dan tidak sabar. Saya rasa, sekarang Anda menyebutkannya, saya berharap bisa lebih mengenal semua orang sedikit lebih baik.”
Setiap hari kerja adalah bagian penting dari pengalaman pribadi kita, dan semakin kita memperkayanya dengan hubungan, semakin kita mendapat manfaat. Pekerjaan juga adalah kehidupan.