SBN, Pilihan Investasi Dana Pensiun Dengan Imbal Hasil Menarik

1517
0
SBN Investasi Dana Pensiun 01 - Dana Pensiun BRI

Halo peserta Dapen BRI, selain mendapatkan manfaat pensiun dari Dana Pensiun BRI, Anda juga dapat melakukan beberapa investasi untuk menghasilkan keuntungan tambahan guna memastikan keamanan finansial Anda, terutama pada saat Anda sudah tidak bekerja lagi.

Berikut adalah beberapa jenis instrumen investasi dana pensiun yang dapat Anda pertimbangkan, antara lain: emas, saham, deposito, Reksa Dana, Obligasi, dan Properti. Namun, terdapat salah satu instrumen investasi yang naik daun beberapa tahun ini, terutama sejak pandemi berlangsung. Instrumen tersebut adalah Surat Berharga Negara.

SBN Investasi Dana PensiunDikutip dari situs web Kemenkeu RI, Surat Berharga Negara (SBN) merupakan produk investasi yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah Republik Indonesia. Penerbitan SBN dilakukan pemerintah untuk mengelola portofolio utang negara dan menjadi diversifikasi sumber pembiayaan.

SBN terbagi menjadi 2 jenis yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Terdapat beberapa perbedaan antara SUN dan SBSN yaitu SBSN diterbitkan dengan prinsip syariah dan memerlukan underlying asset sebagai dasar penerbitannya sedangkan untuk SUN merupakan surat pengakuan utang tanpa syarat dari penerbit dan umumnya tidak memerlukan underlying asset.

Selama tahun 2023 pemerintah menerbitkan 7 surat berharga negara sebagai berikut:

  1. SBR012: 19 Januari – 9 Februari 2023
  2. SR018: 3 – 29 Maret 2023
  3. ST010: 5 – 24 Mei 2023
  4. ORI023: 30 Juni – 20 Juli 2023
  5. SR019: 18 Agustus – 13 September 2023
  6. ORI024: 9 Oktober – 2 November 2023
  7. ST011: 3 – 29 November 2023

Penerbitan SBN ini didasari pada kesuksesan penerbitan SBN sebelumnya, sejak tahun 2021. Dari ketiga seri SBN yang diterbitkan pada tahun 2021, animo masyarakat cukup antusias untuk menjadi investor yang dijamin oleh pemerintah tersebut.

SBN Investasi Dana PensiunSeri pertama SBN dari SUN yaitu ORI021 berhasil menjual sebesar Rp 25,065 Triliun dengan jumlah investor 56.238 dengan sebaran profesi yang beragam, baik dari pegawai swasta, wiraswasta hingga ibu rumah tangga yang didominasi oleh generasi Y/Millennial sebesar 40,7 persen. Dari 56.238 jumlah investor tersebut 45,2 persen di antaranya adalah investor baru.

Begitu pula pada seri kedua SUN yaitu SBR011 yang berhasil meraup penjualan sebesar Rp 13,91 Triliun dengan jumlah investor 47.673, angka ini didominasi oleh generasi Y/Millennial sebesar 49,4 persen namun demikian secara nominal investasi tersebar pada generasi X dan Baby Boomers.

Siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menginformasikan bahwa penerbitan SBR011 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel non-tradable dari jumlah investor maupun dari nominalnya, baik dibandingkan dengan instrumen yang telah ditawarkan sebelumnya secara online maupun secara offline sebelum penggunaan sistem e-SBN di tahun 2018.

Tak kalah dengan SUN, SBSN seri pertama di tahun 2022 yaitu SR016 juga mendapat animo yang tinggi. Siaran pers DJPPR (21/03/2022) menginformasikan bahwa SR016 sukses menjangkau investor semua generasi di 34 Provinsi dengan jumlah penjualan sebesar Rp 18,4 Triliun. Sama halnya dengan ORI021 dan SBR011, investor generasi Y/Millennial juga mendominasi pembelian SR016 yaitu 41,31 persen atau sebesar 18.416 dari 44.579 total investor.

Seperti dikutip dari situs web Kemenkeu RI, salah satu daya tarik dari SBN sehingga sukses menggaet beragam profesi dan generasi yaitu tingkat risiko yang rendah karena minimnya risiko gagal bayar. Dengan kondisi yang masih belum dapat dikatakan normal seperti sebelum adanya pandemi, pilihan berinvestasi dengan risiko rendah adalah pilihan yang baik untuk mengamankan nilai mata uang agar tidak menurun.

Selain tingkat risiko rendah, kelebihan yang dimiliki SBN yaitu imbal hasil (yield) yang menarik karena menawarkan yield yang lebih tinggi daripada deposito dan pajak yield yang dikenakan lebih rendah dari deposito. SBN Ritel hanya dikenakan pajak 10 persen, jauh dibawah pajak bunga deposito sebesar 20 persen.

Sejumlah kelebihan dari SBN ini tentunya cukup untuk menjadi pertimbangan pilihan berinvestasi. Namun sebelum Anda berinvestasi pada SBN, persiapkan dana yang akan digunakan berinvestasi, dana untuk SBN non-tradable yang diinvestasikan tidak dapat ditarik sebelum jatuh tempo. Berbeda dengan SBN tradable, investor masih memiliki opsi untuk menjualnya di pasar sekunder setelah Minimum Holding Period.

Bagi investor baru, pastikan telah memiliki Single Investor Identification (SID) yang diterbitkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) karena tanpa SID pembukaan rekening surat berharga tidak dapat dilakukan.

SBN dapat dibeli pada periode tertentu, yaitu saat masa penawaran, maka pastikan mengecek di laman resmi DJPPR Kementerian Keuangan baik pada situs ataupun akun Instagram secara berkala jadwal penawarannya agar mendapatkan informasi yang akurat.

Setelah memilih investasi yang aman dengan informasi yang benar, maka pastikan pula membeli SBN di mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan agar terhindar dari penipuan-penipuan yang saat ini marak. Pembelian SBN dapat dilakukan di mana saja melalui aplikasi smartphone. Hasil penjualan dari SBN dipergunakan untuk pembiayaan APBN yang berfokus pada pemulihan dampak dari pandemi yang telah melanda sejak awal 2019.

Nah, para peserta Dapen BRI, yuk maksimalkan investasi dana pensiun Anda melalui instrumen yang dijamin pemerintah ini. Berbagai instansi menyediakan kemudahan berinvestasi di SBN, antara lain bank BRI serta bank-bank lainnya, maupun perusahaan sekuritas. Daftar instansi yang menjadi mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan dapat dilihat pada situs web Kementerian Keuangan RI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo!

Apakah ada yang bisa kami bantu ?

×