Masa pensiun bisa saja berlangsung selama beberapa dekade, karena itu keputusan yang Anda buat dalam beberapa tahun menjelang pensiun akan memiliki dampak besar pada keamanan finansial, gaya hidup, dan warisan Anda selama masa pensiun. Ini bukanlah keputusan yang bisa dianggap remeh atau dibuat di menit-menit terakhir. Bila Anda memiliki pasangan, sebaiknya Anda tidak mengambil keputusan ini sendiri.
Menavigasi masa pensiun dengan bijaksana dan optimal memerlukan pemikiran sebelumnya, komunikasi, dan kompromi dengan pasangan Anda. Berikut adalah lima pertanyaan kritis yang harus dibahas dan diputuskan bersama di masa-masa menjelang usia pensiun Anda atau pasangan.
1. Kapan Anda masing-masing akan pensiun?
Pilihan besar pertama adalah menentukan kapan masing-masing dari Anda akan melompat ke pensiun. Apakah Anda ingin melakukannya secara bersamaan agar dapat sepenuhnya menikmati babak baru ini bersama? Atau apakah salah satu dari Anda ingin terus bekerja sedikit lebih lama?
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun atau PP 45/2015, batas usia pensiun di Indonesia adalah 58 tahun dan akan mencapai batas maksimum usia pensiun pada usia 65 tahun.
Sedangkan dalam aturan JHT, disebutkan bahwa pencairan JHT dapat dilakukan ketika pekerja memasuki usia 56 tahun. Jadi, berdasarkan aturan-aturan di atas, dapat disimpulkan bahwa usia pensiun tergantung dengan aturan perusahaan tempat seseorang bekerja.
Mengetahui kapan Anda berencana berhenti bekerja akan mempengaruhi persiapan finansial serta persiapan lainnya. Diskusikan harapan dan niat Anda secara terbuka dengan pasangan. Jika usia pensiun yang Anda inginkan sangat berbeda, carilah jalan tengahnya.
Perlu diingat juga bahwa salah satu atau kedua dari Anda mungkin meninggalkan dunia kerja lebih awal dari yang diperkirakan. Survei Kepercayaan Pensiun tahunan dari Employee Benefit Research Institute secara konsisten menemukan bahwa 46 persen pensiunan meninggalkan dunia kerja lebih awal dari yang diharapkan. Rata-rata, pensiun terjadi tiga tahun lebih awal dari yang diperkirakan, biasanya karena masalah kesehatan, disabilitas, atau kesulitan lainnya.
2. Di mana Anda ingin pensiun?
Sebagian orang ingin mewujudkan impiannya untuk tinggal di tempat yang lebih tenang dengan udara yang lebih sejuk ketika pensiun. Menjelang pensiun adalah waktu yang tepat untuk mendiskusikan dengan pasangan Anda, di mana Anda akan tinggal setelah pensiun. Apakah Anda puas dengan rumah dan lingkungan saat ini? Atau apakah Anda selalu memimpikan pindah ke tempat baru, seperti kota pantai atau kota yang sejuk di kaki gunung? Apakah Anda ingin atau perlu berada lebih dekat dengan anak-anak atau kerabat lainnya?
Jika Anda berencana untuk pindah, teliti lokasi-lokasi ideal bersama dan lakukan perjalanan untuk merasakan seperti apa tinggal di sana. Tentukan jenis rumah yang Anda inginkan (apartemen atau rumah? Sewa atau beli?) dan rumah seperti apa yang mampu Anda bayarkan. Kepindahan ini akan membentuk seluruh pengalaman pensiun Anda, jadi pertimbangkan dengan hati-hati.
3. Seperti apa gaya hidup pensiun yang Anda inginkan?
Dalam perencanaan pensiun, seringkali orang hanya fokus pada faktor finansial, namun melupakan tentang seperti apa gaya hidup pensiun yang diinginkan. Menurut AARP (American Association of Retired Persons), penting untuk mendiskusikan dengan pasangan kehidupan seperti apa yang Anda inginkan ketika pensiun.
Apakah Anda akan sering bepergian atau lebih banyak tinggal di rumah? Mengambil hobi baru yang memerlukan investasi finansial? Apakah Anda akan membantu biaya cucu? Melakukan renovasi rumah? Pola pengeluaran dan kegiatan yang Anda antisipasi akan menentukan berapa banyak pendapatan pensiun yang Anda butuhkan.
Buat daftar keinginan masing-masing dan bandingkan. Cari kesamaan dengan pasangan Anda. Bila terjadi perbedaan mungkin salah satu pihak harus mengalah, untuk menciptakan visi gaya hidup yang Anda inginkan bersama. Ini akan menentukan segala sesuatu mulai dari anggaran pensiun Anda hingga lokasi rumah ideal Anda.
4. Berapa banyak yang ingin Anda habiskan untuk anak-anak dan cucu?
Banyak pensiunan mengantisipasi memberikan bantuan finansial kepada anak-anak, cucu, atau ahli waris lainnya. Diskusikan berapa banyak dukungan yang ingin Anda berikan, dalam bentuk apa, dan selama berapa lama.
Apakah Anda akan membantu membiayai pendidikan? Membantu biaya pernikahan atau uang muka rumah? Membayar liburan keluarga? Memberi dukungan kepada orang-orang terkasih bisa sangat memuaskan, tetapi berhati-hatilah agar tidak mengorbankan keamanan pensiun Anda sendiri.
Jika Anda telah menabung dengan rajin dan mampu melakukannya dengan nyaman, pertimbangkan untuk menggunakan sebagian dari dana pensiun yang telah Anda simpan untuk menikmati waktu bersama keluarga.
5. Bagaimana Anda akan merencanakan dan menutupi biaya perawatan kesehatan?
Dalam masa pensiun, biaya medis bisa meningkat secara signifikan. Evaluasi secara jujur kondisi kesehatan Anda saat ini dan riwayat keluarga, serta diskusikan bagaimana Anda akan menabung dan membuat anggaran untuk biaya medis, baik yang diperkirakan maupun yang tidak terduga. Bicarakan langkah-langkah yang bisa Anda ambil sekarang untuk mengurangi biaya kesehatan di masa depan, seperti fokus pada pola makan, kebugaran, dan perawatan kesehatan untuk mencegah penyakit.
Luangkan juga waktu untuk memahami apa saja opsi Anda ketika Anda berusia 65 tahun dan apa saja persyaratan untuk BPJS maupun asuransi Anda yang lain, apa yang ditanggung dan tidak ditanggung. Sebagian orang mungkin akan membutuhkan perawatan jangka panjang ketika memasuki usia lanjut. Sehingga faktor-faktor ini perlu Anda pertimbangkan dan persiapkan.